Ngkiong.com – Barangkali bulan November menjadi salah satu bulan yang manis untuk saya di tahun 2020. Ada beberapa alasan mendasar saya mengatakan itu. Pertama, di bulan November saya sudah bisa membeli spring bed nomor satu. Kedua, angsuran FIF sudah lunas. Dan yang ketiga, adalah bertemu Illo Djeer, musisi Manggarai yang terkenal dengan lagu-lagunya yang kaya akan identitas budaya dan kebiasaan orang Manggarai.
Ketika salah seorang sahabat saya membagikan sebuah flyer yang berisi undangan kegiatan Berisik (Bercerita Asyik Tentang Musik), saya sangat bahagia. Bagaimana tidak, orang yang akan berbicara tentang musik adalah Illo Djeer yang sudah banyak makan asam garam di dunia industri musik nasional bahkan internasional.
Kegiatan yang berlangsung tanggal 18 November di Rumah Baca Aksara itu berjalan sangat lancar dan mengasyikan. Saya dan beberapa teman dari Manggarai Timur rela jalan dengan cuaca yang tidak bersahabat. Sepanjang jalan kami harus terima kroyokan dari hujan. Namun semua itu tidak menghalangi niat kami untuk mengikuti kegiatan Berisik itu.
Baca Juga:Romantisme Arsi Juwandy dalam Memori
Kegiatan yang dimulai pukul 18.00 WITA itu memang menjadi salah satu hal yang sangat berguna bagi saya dan teman-teman khususnya sahabat saya yang terjun dalam dunia musik. Yah meskipun masih dalam versi amatir. Toh, setiap kita punya potensi untuk menjadi hebat.
Tidak seperti yang saya bayangkan, Illo Djeer sangat cepat akrab dengan tamu-tamu yang datang. Pembawaan dirinya yang santai dan sifatnya yang humoris membuatnya tidak terlihat sebagai musisi yang telah berkelana di beberapa negara.
Banyak hal yang Illo Djeer bagikan kepada kami. Tentang bagaimana perjalanan panjang yang dilaluinya hingga beliau bisa berada di puncak kariernya. Kadang dalam perjalanan, kaki-kaki kecilnya harus dipatahkan oleh berbagai masalah, tetapi semangat dan cintanya kepada musik membuat beliau yang terkenal dengan lagu Wicul-nya membuatnya terus berjalan meski harus merangkak.
Baginya, musik bukan hanya sebatas seni yang mengolah vokal dan alat musik. Lebih dari itu, musik telah menjadi hidupnya. Mungkin pada diri Illo Djeer Tuhan telah mengambil dua tulang rusuk, pertama yang telah tertanam pada diri istrinya. Kedua yang tertanam pada dawai-dawai gitarnya.
Baca Juga:Bona Jemarut: Didi Kempot-nya Manggarai
Malam Rabu, 18 November 2020 menjadi malam yang sangat penting bagi saya. Illo telah mengajarkan saya bahwa hobi yang kita tekuni dengan sepenuh hati akan menghantar kita pada sebuah kesuksesan. Jika sebelumnya saya menganggap bahwa kerja itu ketika harus baju keki, celana tissue, baju batik, dan sepatu agama ternyata itu semua dibantah oleh Illo Djeer. Musisi juga adalah pekerjaan dan kita harus mengapresiasi setiap pegiat seni khususnya yang ada di Manggarai. Tidak boleh lagi ada kalimat musisi yang tenggelam di rumah sendiri.
Illo Djeer telah memberi tawaran cita-cita baru bagi saya atau bagi semua anak muda yang ada di Manggarai. Terlalu banyak anak muda Manggarai yang hebat dalam dunia seni tetapi tidak memandang itu sebagai sebuah talenta yang akan menghasilkan uang. Kita masih terkungkung dalam pemikiran kerja.
Bahwa musisi tidak dianggap sebagai sebuah pekerjaan meskipun menghasilkan banyak uang tetapi pengakuan bahwa kita memiliki kerja atau tidak dilihat seberapa licin celana tissue yang dipakai. Atau seberapa sering engkau menjadi panitia pesta pernikahan dan memberi sambutan yang memang tidak memiliki nilai guna. Semakin licin celana tissue yang engkau kenakan maka semakin tinggi pula penghargaan yang engkau dapat dari masyarakat meski di akhir bulan engkau harus pura-pura sibuk ketika di telepon oleh perusahan bahwa angsuran motor Anda sudah telat satu bulan. Intinya celana Tissue. Manggarai memang kejam dan lucu.

Baca Juga:Belajar Berdemokrasi dari Hikayat Penguin Karya Anatole France
Apresiasi yang setinggi-tingginya juga untuk para Bandit Rumah Baca Aksara yang telah mengundang Illo Djeer untuk berbagi tentang musik. Tetaplah merdeka dengan impian kalian.
Akhirnya saya ingin mengutip beberapa kalimat dari Illo Djeer:
“enu e bae lite mecik nderu cina, landing ge cewe mecik imus dite kin”
Semoga akan muncul lebih banyak lagi Illo Djeer dari Manggarai dengan prestasi yang sama bahkan lebih.
“Bukan saya yang memilih musik, tetapi musik yang memilih saya!”
Barangkali kalimat indah dari Illo Djeer bisa menguatkan kaki-kaki kecil kita meski pada banyak hal dan kesempatan sering dipatahkan. Majulah meski itu merangkak sebab di ujung jalan ada bahagia yang sedang menantimu
Oleh : Arsy Juwandy
.
Di Indonesia Banyak Orang Baik | Ngkiong
07/12/2020 at 6:52 am[…] Baca juga: Bertemu Illo Djeer […]